Dulu
Dulu sekali aku tak pernah mengerti, kenapa ya orang jatuh cinta, tapi rela untuk tidak memiliki, dan kemarin, aku mulai memahami itu. Malam itu, seperti biasa aku berkomunikasi dengannya. Tapi entah kenapa aku merasa dia semakin dingin, bersikap acuh padaku. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya, meski aku tau jawaban itu hanya akan membuatku terluka.
"Aku merasa bosan, setiap saat hanya kamu, hanya namamu, hanya bbmmu, hanya pesanmu, dan semua hanya kamu", jawaban darinya.
Awalnya aku kaget, sampai hati ternyata dia seperti itu. Sepanjang malam aku bahkan tidak bisa tertidur pulas karena memikirkan hal itu.
"Apa aku salah jika aku terus menghubungi setiap hari? Tidakkah aku boleh menghubungi orang yang aku sayang?" Memang ku akui semenjak aku selesai menempuh pendidikan dan belum mendapatkan pekerjaan tetap seperti ini aku menjadi lebih sering menghubunginya, karena aku merasa kesepian, dan mulai jenuh. Ku kira dia akan bisa menerima hal itu, tapi ternyata tidak. Dia merasa bosan jika setiap hari berkomunikasi denganku.
Pagi tadi, aku mencoba mencari tau lewat jejaring sosialnya, dan saat itu aku lebih merasa sakit karena sepertinya dia mulai mencari info tentang orang lain, seorang wanita. Aku menjadi bertanya-tanya, apakah dia merasa bosan karena aku yang terus menghubungi, atau karena dia menunggu dihubungi oleh orang lain. Sebenarnya aku merasa laki-laki yang aku sayangi ini mengagumi wanita itu, tapi di depanku dia selalu bilang nggak ada apa-apa.
Saat ini, aku mencoba untuk menahan diri tidak menghubungi dia, rasanya ada yang kurang, namun aku berusaha menuruti keinginannya. Saat ini aku tidak tau apa yang dia rasakan terhadapku. "Masihkah dia menyayangiku seperti dulu? Ataukah sudah ada wanita lain yang ada di hatinya?" Aku mulai berusaha untuk memendam rasaku ini. Sejujurnya aku masih sangat menyayangi dia, masih ingin menjalani masa depan bersamanya, tapi kalau memang dia sudah tidak menginginkan masa depan bersamaku, sepertinya aku harus mencoba merelakan dia pergi, meski aku tau, akan ada lubang besar yang tertinggal di hatiku. Tapi aku masih mencoba berharap dia masih menyayangiku, masih ingin menjalani masa depan denganku, dan masih menginginkan aku bersamanya, dan semoga harapan inilah yang nantinya akan terwujud, bukan sebaliknya.